Friday, November 25, 2016

Untuk Kita

Don't twisting the facts,
your silly action can put you at
a greater risk
-RZG


   Ada satu pelajaran hidup yang Re ambil semalam, kita tidak perlu memikirkan nama baik kita dihadapan orang-orang selagi kita masih bersikap baik dengan tulus kepada mereka. Kita harus yakin bahwa orang yang baik, yang memiliki hati jernih pasti akan tau siapa yang benar dan siapa yang salah. Kalau memang mereka punya hati, mereka pasti akan memposisikan dirinya di diri kita. Kalau mereka matanya terbuka lebar, pasti mereka juga bisa menilai sikap kita. 

     Jika ada orang yang menjelekkan nama kita, itu ujian. Orang itu tidak bisa menjadi seperti kita, maka kasihanilah jangan membencinya. Tetaplah berbuat baik kepada orang tersebut dan berdoa supaya mata hatinya terbuka. Semoga ia dikelilingi orang-orang baik di dalam hidupnya. Berdoalah agar ia sadar bahwa memutar balikkan fakta dengan cara menjelekkan nama kita akan membahayakan dirinya sendiri.

     Dan, jangan lupa berterima kasih karena orang tersebut telah memberikan pelajaran hidup yang berarti :)


With Love, Zaintiara

Wednesday, March 30, 2016

I Wish

Assalamualaikum. Hola. Selamat Malam

     Malam ini, Re mau sedikit curhat nih wkwk (calon Psi, juga butuh curhat :P). Dari kelas 6 SD, Re punya cita-cita yang gak pernah berubah. Kadang suka mikir "kok bisa ya gue punya cita-cita ga pernah berubah dari dulu?". Yap. Cita-cita Re selalu sama, yaitu menjadi Psikolog Anak, Remaja, dan Keluarga (doain ya, Aamiin). Re masih ingat banget pertama kali mutusin ingin menjadi psikolog wkwk. Pada suatu hari /apaansihRe/ Re lagi nonton TV, dan waktu itu para psikolog pakar anak sedang membahas tentang isu yang sedang hits. Re nonton dengan seksama, yang ada di pikiran Re kala itu adalah "wihh keren ya jadi psikolog, dandanannya keren-keren, cantik-cantik lagi". Maklumin ajalah ya, masih SD sist, pemikirannya belum matang wkwk. 

  Setelah hari itu, Re selalu mencari-cari informasi tentang profesi tersebut, nyari tentang pekerjaannya ngapain dan jurusan-jurusannya apa aja, dan Re melihat sebuah cahaya terpancar dari tulisan "Psikolog Anak dan Keluarga" /lebay/. Abaikan yang tadi ya wkwk, jadi pemikiran Re saat itu adalah "gue suka banget sama anak kecil, berarti gue pilih psikolog anak aja". Sejak saat itu, Re memantapkan hati untuk menjadi seorang Psikolog.

     Re hidup di keluiarga yang pemikirannya perempuan ya harus kerja, biar ada penghasilan, biar kalau ditinggal suami bisa mandiri. Re setuju banget sama pemikiran tersebut. Tapi, Re sangat tidak setuju dengan alasan kerja, maka waktu untuk keluarga khususnya anak menjadi berkurang. Re sebagai anak, sangat merasakan gimana ga enaknya kalau ibu kerja di kantoran. Alasan yang paling penting sih karena jadi kurangnya waktu untuk berkomunikasi dengan ibu. Komunikasi dengan orang tua khususnya ibu itu penting loh bagi perkembangan anak, karena dari kedekatan dengan ibu, anak tumbuh dengan psikis yang kuat yang nantinya bisa menjadi bekal dia dlam menghadapi masalah. 

     Ada beberapa anak yang memang bisa memahami dan mengerti pekerjaan ibunya sebagai karyawati (Mungkin Re termasuk) sehingga dia bisa memecahkan masalahnya sendiri. Tapi, kita juga perlu tahu bahwa ga semua anak bisa memahami hal tersebut. Karena pengalaman Re itulah, Re langsung berpikir gimana caranya Re mendapatkan penghasilan tanpa harus memakan waktu kebersamaan untuk keluarga khususnya anak. Dan, inilah rancangan Re.....

1. Setelah lulus S1 Re ingin kerja di perkantoran sebagai HRD/ Asisten Psikolog (mencari pegalaman dan relasi)
2. Menlanjutkan S2 agar bisa buka izin praktek :')
3. Kalau sudah punya anak, Re sangat amat tidak ingin kerja kantoran wkwk (alasan pertama, gamau ninggalin anak. Alasan kedua, Re sangat amat tidak suka disuruh-suruh :p)
4. Re mau buka praktek, alasannya karena kalau buka praktek bisa nentuin mau ketemunya kapan dan dimana.
5. MAU BANGET BUKA DAY CARE!!! Kenapa? karena Re bisa ngerawat dan ngejagain anak Re sambil kerja. 
6. Dan masih banyak cita-cita Re, salah satunya buka usaha Restoran atau Catering, karena Re suka sekali ma(kan)sak. 

     Punya cita-cita boleh setinggi langit kan? ini baru cita-cita/ rancangan/ harapan Re doang kok, Terwujud atau tidaknya semua ini, Re serahin ke ridho'nya Allah. Karena usaha tanpa ridho dari Allah juga ga akan terwujud cita-citanya. Wallahualam. 

     Alasan Re kenapa buat postingan ini untuk jadi rimender kalau Re punya cita-cita seperti ini. Untuk penyemangat juga. Untuk share juga. Paling utama untuk, membuka pikiran ke sesama perempuan bahwa peran seorang ibu (karena kita calon ibu) sangatlah penting untuk anak, so.. sebisa mungkin jangan terlalu banyak ngabisin waktu untuk orang lain, sementara untuk anak waktunya menjadi sedikit. Ingat, sekolah pertama bagi anak itu Ibu, yang dapat menenangkan hati anak itu Ibu, anak akan selalu membutuhkan Ibu. Re yakin, akan ada kebahagiaan tersendiri berada di samping anak pada saat tumbuh kembangnya, hingga kelak kita ngeliat anak kita sukses.

     Akhir kata, semangat untuk kita, para perempuan semangat untuk kita, calon ibu. semangat untuk kita, para tonggak keluarga

Who run the world? The Girls.

With Love, Rere